MACAM-MACAM KEBUDAYAAN INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
{{cquote2|Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap
bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan
pembangunan yang berbudaya.
Disebutkan
juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga mencermikan
nilai-nilai luhur bangsa. Tampaklah bahwa batasan kebudayaan nasional
yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional
yang dilandasi oleh semangat Pancasila.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara
adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini
merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan
makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari
peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya,
asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak
kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa
bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas
bersama.
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945
Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang
mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional
terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan
perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan
nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang
terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia,
sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa
yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa
Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga
Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di
dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing,
serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
Kebudayaan daerah
Seluruh
kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku
di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan
Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara
jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan
agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan
Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok
dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal
menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik.
Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada
kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan
penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan
yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat
dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat
dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem
sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan
daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh
daerah di Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang
berbeda.
· Sumatera Barat : Rumah Gadang
· Sumatera Selatan : Rumah Limas
· Jawa : Joglo
· Papua : Honai
· Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
· Sulawesi Tenggara: Istana buton
· Sulawesi Utara: Rumah Panggung
· Kalimantan Barat: Rumah Betang
· Nusa Tenggara Timur: Lopo
Tarian
· Jawa: Bedaya, Kuda Lumping, Reog.
· Minangkabau: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Randai, Tari Lilin
· Sunda: Jaipong, Reog, Tari Topeng
· Pesisir Sibolga/Tapteng: Tari Sapu Tangan , Tari Adok , Tari Anak , Tari Pahlawan , Tari Lagu Duo , Tari Perak , Tari Payung .
· Riau : ( Persembahan, Zapin, Rentak bulian, Serampang dua Belas )
· irian jaya:
Lagu
· Melayu : Soleram, Tanjung Katung
· Aceh : Bungong Jeumpa
· Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)
· Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)
· Oras
Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo
Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha Nusa Tenggara Timur
· Angin Mamiri (Sulawesi Selatan)
· Anju Ahu (Sumatera Utara)
· Apuse (Papua)
· Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)
· Barek Solok (Sumatera Barat)
· Batanghari (Jambi)
· Bubuy Bulan (Jawa Barat)
· Buka Pintu (Maluku)
· Bungo Bangso (Sumatera Utara)
· Bungong Jeumpa (Aceh)
· Burung Tantina (Maluku)
· Butet (Sumatera Utara)
· Cik-Cik Periuk (Kalimantan Barat)
· Cikala Le Pongpong (Sumatera Utara)
· Cing Cangkeling (Jawa Barat)
· Cuk Mak Ilang (Sumatera Selatan)
· Dago Inang Sarge (Sumatera Utara)
· Dayung Palinggam (Sumatera Barat)
· Dayung Sampan (Banten)
· Dek Sangke (Sumatera Selatan)
· Desaku (Nusa Tenggara Timur)
· Esa Mokan (Sulawesi Utara)
· Es Lilin (Jawa Barat)
· Gambang Suling (Jawa Tengah)
· Gek Kepriye (Jawa Tengah)
· Goro-Gorone (Maluku)
· Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan)
· Gundul Pacul (Jawa Tengah)
· Helele U Ala De Teang (Nusa Tenggara Barat)
· Huhatee (Maluku)
· Ilir-Ilir (Jawa Tengah)
· Indung-Indung (Kalimantan Timur)
· Injit-Injit Semut (Jambi)
· Jali-Jali (Jakarta)
· Jamuran (Jawa Tengah)
· Kabile-Bile (Sumatera Selatan)
· Kalayar (Kalimantan Tengah)
· Kambanglah Bungo (Sumatera Barat)
· Kampuang Nan Jauh Di Mato (Sumatera Barat)
· Ka Parak Tingga (Sumatera Barat)
· Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)
· Keraban Sape (Jawa Timur)
· Keroncong Kemayoran (Jakarta)
· Kicir-Kicir (Jakarta)
· Kole-Kole (Maluku)
· Lalan Belek (Bengkulu)
· Lembah Alas (Aceh)
· Lisoi (Sumatera Utara)
· Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)
· Malam Baiko (Sumatera Barat)
· Mande-Mande (Maluku)
· Manuk Dadali (Jawa Barat)
· Ma Rencong (Sulawesi Selatan)
· Mejangeran (Bali)
· Mariam Tomong (Sumatera Utara)
· Moree (Nusa Tenggara Barat)
· Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)
· O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
· Ole Sioh (Maluku)
· Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)
· O Ulate (Maluku)
· Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)
· Pakarena (Sulawesi Selatan)
· Panon Hideung (Jawa Barat)
· Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
· Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)
· Peuyeum Bandung (Jawa Barat)
· Pileuleuyan (Jawa Barat)
· Pinang Muda (Jambi)
· Piso Surit (Aceh)
· Pitik Tukung (Yogyakarta)
· Flobamora, Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)
· Rambadia (Sumatera Utara)
· Rang Talu (Sumatera Barat)
· Rasa Sayang-Sayange (Maluku)
· Ratu Anom (Bali)
· Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)
· Sarinande (Maluku)
· Selendang Mayang (Jambi)
· Sengko-Sengko (Sumatera Utara)
· Siboga Tacinto (Sumatera Utara)
· Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
· Sing Sing So (Sumatera Utara)
· Sinom (Yogyakarta)
· Si Patokaan (Sulawesi Utara)
· Sitara Tillo (Sulawesi Utara)
· Soleram (Riau)
· Surilang (Jakarta)
· Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)
· Tanduk Majeng (Jawa Timur)
· Tanase (Maluku)
· Tapian Nauli (Sumatera Utara)
· Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)
· Te Kate Dipanah (Yogyakarta)
· Tokecang (Jawa Barat)
· Tope Gugu (Sulawesi Tengah)
· Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)
· Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)
· Terang Bulan (Jakarta)
· Yamko Rambe Yamko (Papua)
· Bapak Pucung (Jawa Tengah)
· Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)
· bulu londong, malluya, io-io, ma'pararuk (Sulawesi Barat)
Musik
· Maluku :
· Minangkabau :
· Aceh :
Alat musik
· Jawa: Gamelan.
· Sasando
· Tifa
· Saluang
· Rebana
· Bende
· Kenong
· Serunai
· Jidor
· Dermenan
· Saron
· Kecapi
· Bonang
· Angklung
· Calung
· Rebab
· Kecapi, kesok-Kesok Bugis-makassar, dan sebagainya
Gambar
· Jawa: Wayang.
· Tortor: Batak
Patung
· Jawa: Patung Buto, patung Budha.
· Bali: Garuda.
· Irian Jaya: Asmat.
Pakaian
· Jawa: Batik.
· Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
· Sumatra Barat/ Melayu:
· sumatra selatanSongket
· Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu
Suara
· Jawa: Sinden.
· Sumatra: Tukang cerita.
· Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)
Sastra/tulisan
· Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
· Bali: karya tulis di atas Lontar.
· Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
· Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
· Timor Ai Babelen, Ai Kanoik
MACAM- MACAM KEBUDAYAAN ASING
Dalam
lingkup lebih luas dikenal dengan adanya nilai-nilai budaya asing,
nilai budaya asing itu yang bisa di bedakan menjadi budaya barat dan
budaya timur.
MACAM – MACAM KEBUDAYAAN – BUDAYA TIMUR
Macam-macam kebudayaan yang pertama adalah budaya bangsa timur yang pada intinya bersumber pada nilai agama. Inti kepribadian buaya tmur terletak pada hatinya dimana dengan hatinya mereka bisa menyatukan akal budi, ituisi, intelegnsi dan perasaan.
Sesuatu yang baik menurut budaya timur adalah sesuatu yang diperoleh melalui pencairan zat yang satu, didalam diri kita ataupun di luarnya. Sikap orang timur terhadap alam adalah menyatu dengan alam, tidak mengeksploitasi alam, bahkan menginginkan harmoni dengan alam. Sebab alam merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan manusia.
Indonesia adalah sebagian wilayah yang menganut budaya timur, harus mementingkan kerohanian, keharmonisan, gotong-royong, dan perasaan manusia antar manusia, manusia dengan Tuhan. Oleh sebab itu, macam-macam kebudayaan Indonesia banyak memiliki kriteria yang sama dengan kebudayaan timur.
MACAM-MACAM KEBUDAYAAN-BUDAYA BARAT
Macam-macam nilai kebudayaan barat cenderung berbalik dengan kebudayaan timur. Kebudayaan barat menekankan dunia objektif dibandingkan perasaan sehingga pola pemikirannya menghasilkan sains dan teknologi. Budaya barat hanya meyakini sesuatu yang masuk akal saja, sehingga keagamaan dianggap sesuatu yang tidak masuk akal (irasional). Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Sehingga mereka menganggap pikiran nilai-nilai hidup yang meminta kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak bermutu.
No comments:
Post a Comment